Ini adalah blog-nya Galih. Tempat curhat dan nuangin segala kreativitas yang terbentuk. Mau curhat di sini juga boleh.

Wednesday, July 15, 2009

Boleh Percaya, Boleh Enggak


Melihat iklan-iklan lama Guinness, saya mendapati bahwa ketika bintang iklan mengatakan, “My Guinness”, dia melafalkannya seperti mengucapkan, “My Goodness”. Ini tampaknya menginspirasi pihak Guinness untuk mengadopsinya sebagai tagline kampanye mereka: “My Goodness My Guinness”.





Tagline ini juga mendukung kampanye Guinness yang lain, yaitu “Guinness is Good for You”. Memang ada beberapa penelitian—saat itu—yang menyatakan manfaat bagi kesehatan. Bahwa Guinness mengandung senyawa antioksidan—seperti yang ditemukan dalam buah-buahan dan sayur-sayuran—yang dapat memperlampat penggumpalan kolesterol jahat di dinding pembuluh arteri.

Bahkan ada juga yang menganggap Guinness sebagai aphrodisiac—zat perangsang yang mampu membangkitkan gairah seks. Atau ada “dongeng” lama yang menyatakan bahwa ibu menyusui dapat mengonsumsi Guinness.

“Mitos-mitos” ini kemudian banyak mendapat tentangan, meskipun ada juga yang mendukungnya. Mereka meminta Guinness untuk menghentikan kampanye tersebut karena menganggap bahwa dampak yang diberikan alkohol lebih banyak merugikannya dibandingkan dampak baiknya terhadap kesehatan.


Mengenai penggunaan Guinness sebagai afrodisiak, beberapa penelitian terkini menunjukkan bahwa hal itu hanyalah sugesti belaka. Kemungkinan para penganut paham Guinness sebagai afrodisiak sangat terpengaruh iklan-iklan Guinness, yang menggambarkan lelaki atau perempuan menjadi perkasa setelah mengonsumsi Guinness.


Adapun cerita lama tentang ibu menyusui bisa mengonsumsi Guinness tersanggahkan keputusan medis yang menyatakan, ibu hamil dan ibu menyusui harus menghentikan dan menghindari konsumsi minuman beralkohol karena berpengaruh terhadap janin dan bayi. Namun, ternyata di Irlandia dan Belgia, Guinness masih diberikan kepada ibu menyusui.
Selain itu, di Irlandia, hingga kini Guinness diberikan kepada pasien pascaoperasi sebagai pengganti donor darah. Guinness dipercaya kaya akan kandungan zat besi yang memang dibutuhkan pasien pascaoperasi

Pihak Guinness menyangkal menggunakan dalih medis untuk keuntungan mereka. Kini kampanye Guinness beralih menjadi “responsible drinking (minum yang bertanggung jawab). Guinness percaya bahwa mereka yang telah cukup umur memilih untuk meminum minuman keras dengan penuh tanggung jawab.


(Sumber: http://www.ivo.se/guinness/health.html dan http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/3266819.stm
Gambar: http://www2.guinness.com/bh-id/Pages/Adsdetails.aspx?adid=301)

Monday, July 13, 2009

Rayakan 250 Tahun dalam Kebersamaan

Sebuah atap gedung akan menjadi tempat berlangsungnya perayaan itu. Hiasan lampu warna-warni yang menggantung memberikan cahayanya karena kami tak ingin malam itu hanya bulan yang menyinari kami, semua harus gemerlap. Tak lupa boks DJ yang kami tempatkan di tengah-tengah.

Kala haus menyergap, telah kami siapkan bertong-tong Guinness sebagai pelepas dahaga. Yang beda hanya keberadaan beberapa nasi tumpeng, yang sengaja disediakan untuk mereka yang kelaparan di tengah malam. Nasi tumpeng adalah wajib hukumnya di Indonesia. Syukuran tak lengkap tanpa nasi tumpeng.

Pesta diawali tepat pada 17.59. Kami semua akan berangkulan dengan satu tangan—karena tangan yang satu menggenggam Guinness—membentuk lingkaran dan memanjatkan terima kasih kepada Sang Pencipta—pencipta Guinness dan Penciptanya pencipta Guinness. Tentu saja tak kami lupakan untuk bersulang mengenang Sir Arthur Guinness dan menyorakkan “For Arthur” usai syukur terpanjatkan.

Selanjutnya kami biarkan goresan DJ meningkahi goyang dan gerak kami dari boksnya di tengah-tengah atap. Bergerak bebas mengikuti ke mana Guinness membawa kami. Pokoknya kami harus merayakannya bersama

Bentuk perayaan ini bisa Anda pilih. Atau… yang ini…

Saya akan mengisi mobil dengan berkerat-kerat kaleng atau berbotol-botol bir hitam Guinness. Tak saya lupakan nasi bungkus sebagai teman minum. Setelah bensin terisi penuh, saya akan lajukan mobil keliling Jakarta. Saya akan merayakan 250 tahun Guinness dengan mereka yang ada di jalanan malam itu, entah itu gelandangan, preman, pengemis, penyapu jalan, hingga petugas kepolisian yang menjaga penghuni Jakarta yang terlelap. Mereka boleh ambil Guinness-nya saja, atau hanya nasi bungkus, atau malah mau Guinness dan nasi bungkus sekalian, terserah. Syaratnya cuma satu: Umur mereka tidak boleh di bawah 17 tahun kalau mau meminum Guinness.

Oh ya, biar enggak dicurigai saya akan mencetak kaus yang akan saya pakai dan spanduk yang akan terikat mengelilingi mobil saya.

Malam yang dingin akan menjadi hangat dengan tutur sapa lembut, tawa canda yang renyah, dan kebersamaan yang mendamaikan, serta sekaleng atau sebotol Guinness di tangan masing-masing.

Semangat berbagi Guinness lewat The Arthur Guinness Fund akan saya bagikan pada malam perayaan itu kepada siapa pun yang akan saya jumpai.

Pokoknya “Arthur’s Day” tidak bias dilewatkan hanya seorang diri di depan komputer. Masih mending kalau sambil minum Guinness. Kalau enggak…, waduh.

Minum Guinness, Kenapa Enggak?

Ada beberapa alasan yang dapat dipertimbangkan saat memilih Guinness. Yang pertama ada keterkenalan dan nama besar. Hal ini mempunyai pengaruh yang sangat besar. Banyak orang mereferensikan merek Guinness saat kita tanyakan kepada mereka bir hitam (stout beer) yang mereka tahu dan pantas untuk dikonsumsi.

Umur yang panjang menandakan proses produksi yang matang dan bisa dikatakan menuju kesempurnaan. Guinness telah melewati hampir 2,5 abad dan di setiap prosesnya harus melewati tahapan-tahapan sempurna agar tercipta sebuah bir dengan cita rasa tinggi dan khas.

Satu lagi alasan mengapa meminum Guinness, yaitu berkaitan dengan kesehatan. Dahulu Guinness mempunyai slogan “Guinness is Good for You” setelah terdapat hasil beberapa penelitian yang menunjukkan manfaat meminum Guinness bagi kesehatan. Penelitian tersebut menemukan senyawa antioksidan di dalam Guinness serupa dengan yang ditemukan di buah-buahan dan sayur-sayuran, yang memberikan manfaat bagi kesehatan karena memperlambat penggumpalan kolesterol berbahaya di dinding pembuluh arteri. Hal ini pun menimbulkan perdebatan dan pihak Guinness diminta untuk menghentikan kampanye “Guinness is Good for You” tersebut. Namun, pihak Guinness menyangkal menggunakan dalih medis untuk keuntungan mereka. Kini kampanye Guinness beralih menjadi “responsible drinking (minum yang bertanggung jawab). Terserah bagaimana Anda menyikapinya.

Sekarang apa alas an Anda meminum Guinness?

Perjalanan Panjang Sebuah Kesempurnaan


Dalam pengklasifikasian bir hitam (stout beer), Guinness termasuk dalam jenis Irish stout atau dry stout. Bir hitam jenis ini ditandai dengan warnanya yang sangat gelap atau malah kaya akan warna dan mempunyai aroma khas. Guinness menjadi lebih berbeda karena memiliki beberapa ciri khas, yaitu barley yang dipanggang, ekstra hops, ragi khusus, proses penyempurnaan, krim buihnya yang khas.

Sebagai bahan baku utama, bir Guinness menggunakan barley dan hops.

Barley dipilih yang berkadar malt tinggi, tujuannya adalah untuk menghasilkan rasa dasar bir yang kuat. Guinness membakar barley dengan cara tradisional untuk memberikan rasa yang unik serta warna merah rubi khas Guinness. Warna khas ini secara kasatmata tampak hanya seperti warna hitam. Namun, saat menerawangnya di bawah sinar lampu akan terlihat semburat warna merah rubi.

Untuk menggandakan rasa dan aroma yang lebih kuat dari bir jenis lain, Guinness menggunakan kuntum bunga hop betina terbaik. Selain itu, hop digunakan pula sebagai pengawet alami yang memberikan waktu yang panjang bagi produk Guinness sehingga saat dibuka di negara ekspor yang letaknya jauh rasa dan aromanya tak akan berubah.

Seperti diutarakan sebelumnya bahwa air memegang peranan penting dalam pembuatan bir, maka Arthur Guinness dan para penerusnya pun memperlakukan bahan baku airnya sangat istimewa—sampai-sampai mereka menyebutnya sebagai “liquor”. Kejernihan dan kelembutan air menjadi faktor yang sangat berpengaruh dan untuk itu, Guinness mengambil air dari mata air Pegunungan Wicklow, yang dikenal dengan St James’s Wells sebagai penyuplai bahan baku air untuk pabrik di St James’s Gate, Dublin.

Krim buih di atas cairan hitam bir yang dihasilkan pun berbeda dengan buih pada produk bir yang lain. Saat proses pengemasan GUINNESS® Draught nitrogen ditambahkan sehingga memberikan keajaiban yang indah dalam gelas bir. Dan nantinya saat bir disajikan, gelembung-gelembung nitrogen keluar dan menjadikan bir seperti hidup dan menciptakan buih yang tenang, kental, dan terkenal itu.

Adapun pada GUINNESS® Foreign Extra Stout kuatnya karakter rasa diiringi dengan jumlah karbon dioksida yang dimasukkan ke dalamnya membuat saat dituang dari botol, bir mengeluarkan buih kental, yang klasik, berwarna agak kecoklatan, kental dan creamy.

Proses produksi bir Guinness melewati tujuh tahapan. Ketujuh tahapan tersebut harus dilalui dan dilewati dengan saksama agar tercipta produk yang berkualitas, mulai dari pengolahan bahan baku hingga pengemasan. Untuk memastikan bahwa rasanya telah sesuai dengan standar yang ditentukan, para ahli bir di Guinness akan melakukan uji rasa terhadap bir yang dihasilkan. Itulah yang membuat Guinness menjadi seperti yang Anda kenal sekarang.

(Gambar: www.joyceimages.com/chapter/10/?page=8)

Arthur Guinness


Arthur Guinness dilahirkan dari rahim Elizabeth Guinness, sang ibu, pada tahun 1725 di Celbrigde, County Kildare, Irlandia. Ayahnya, Richard Guinness, adalah pengurus tanah Pastor Arthur Price, Uskup Agung Cashel. Selain itu, Richard juga bertugas mengawasi pembuatan bir yang dijual kepada para pekerja di lingkungannya.

Peran Pastor Arthur Price sangat penting dalam kehidupan Arthur Guinness. Tidak hanya sebagai bapak baptis, Pastor Arthur Price juga mewariskan 100 poundsterling kepada Arthur Guinness saat dia wafat. Berbekal warisan tersebut, Arthur Guinness menyewa sebuah pabrik bir di Leixlip, County Kildare, 17 kilometer dari Dublin. Di tempat itu ia membuat bir ale. Setelah tiga tahun mengurusi pembuatan bir di Leixlip itu, Arthur menyerahkan pengurusan pabrik tersebut kepada saudaranya.

Arthur berusia 34 tahun saat memutuskan memulai usahanya sendiri. Pada tahun 1759 ia melakukan penandatanganan kontrak penyewaan sebuah pabrik pembuatan bir yang sudah tidak berfungsi lagi di St James’s Gate, Dublin, untuk masa 9.000 tahun. Untuk itu, Arthur harus menyetor uang muka sebesar £100 dan setiap tahun membayar uang sewa £ 45. Perjanjian persewaan itu meliputi pabrik pembuatan bir seluas 4 acre (lebih kurang 1,6 hektar) dan hak penggunaan air—hal yang penting dalam bisnis pengolahan bir. Di pabriknya yang baru, Arthur Guinness membuat segala jenis bir, termasuk bir hitam yang dikenal dengan sebutan porter (kemudian disebut stout) dan ale. Hingga akhirnya pada tahun 1799 pabrik itu fokus memproduksi porter dan menghentikan produksi ale. Keputusan itu diambil karena porter lebih diminati dan terus berkembang.

Pemilihan St James Gate sebagai basis industrinya juga didasari oleh sebuah pertimbangan yang matang. Pada tahun 1757 di Jalan St James dibangun kanal besar yang menghubungkannya dengan Pelabuhan Shannon dan Limerick. Arthur melihat kanal besar tersebut sebagai jalur transportasi bir yang dihasilkannya menuju pelabuhan untuk dikirimkan ke negara-negara ekspornya. Hingga akhirnya pada 1769 atau sepuluh tahun dari bir pertama dibuat di St James Gate, Arthur Guinness untuk pertama kali mengekspor produksinya, berupa 6,5 barrel bir ale, ke Inggris.

Pernikahannya dengan Olivia Whitmore menghasilkan 21 anak, tetapi hanya 10 anak yang terus hidup. Dari kesepuluh anak tersebut, tiga anaknya menjadi penerus usahanya penjadi peracik bir.

Pada tahun 1803, Arthur Guinness meninggal dunia dalam usia 77 tahun. Pabrik peracikan bir Guinness tak lantas mati dengan kepergiannya. Sang anak, Arthur Guinness II, meneruskan usahanya. Dan sejak itu, dimulailah petualangan bir hitam (stout beer) Guinness menyebar ke seluruh dunia. Tak hanya menjelajahi Benua Eropa, petualangan bir Guinness juga merambah Afrika dan Asia. Dan hingga tahun 2007 telah 10 juta gelas dinikmati setiap harinya di 150 negara di dunia.

Guinness 250 Tahun


Pasti di benak Anda langsung tebersit sebuah pertanyaan: logo atau gambar apakah itu? Ada dua ikon dalam gambar tersebut, yaitu angka "250" dan logo bentuk harpa emas, yang dikenal dengan sebutan "The Harp". The Harp terdaftar sebagai merek dagang bir hitam (stout beer) merek Guinness sejak 1876. Adapun angka "250" merupakan bukti pencapaian usaha dan kerja keras yang telah dicapai Guinness selama 250 tahun.


Pada tanggal 24 September nanti tepat 250 tahun Guinness hadir di dunia sejak diciptakan oleh Arthur Guinness pada 1759. Hari itu dikenal luas dengan sebutan “Arthur’s Day”, sebagai bentuk penghormatan terhadap sang inventor. Ada baiknya pula kita mengenal lebih dalam Arthur Guinness hingga proses terbuatnya bir hitam yang melegenda. Niscaya pengetahuan ini akan semakin membuat berarti tetes-tetes bir hitam yang kita reguk.

Oleh karena itu, saya akan menurunkan beberapa tulisan terkait Guinness, mulai dari cerita tentang sang pendiri, Arthur Guinness, tentang produk bir hitamnya sendiri, alasan memilih Guinness, hingga cara kita merayakan peringatan tersebut.

Jadi, jangan sampai ketinggalan informasi-informasi terbaru. Dan jadikan momen minum Guinness Anda menjadi lebih berkesan karena Anda tahu tentang apa yang Anda minum.

(Catatan penulis: Tulisan-tulisan berikut merupakan rangkuman dari beberapa sumber dan disertai foto atau gambar sebagai ilustrasi)


Friday, March 21, 2008

ini blog raya

Rekans, mau tahu perkembangan dan cerita Raya Dyga Janitra? Klik aja http://iniblograya.blogspot.com.

Saturday, February 16, 2008

Cinta yang Bertambah

Saya dan istri selama ini tak pernah merayakan valentine sebagai hari khusus. Namun, valentine kemarin membahagiakan, tak hanya bagi kami berdua, tetapi juga keluarga besar kami.
Allah menyayangi kami dengan mengirimkan malaikat kecil yang akan turut meyemarakkan hari-hari kami mulai saat itu.
Allah tak begitu saja memudahkan perjalanan sang malaikat itu, lebih dari tiga jam dibutuhkan untuk menghadirkannya dan itu pun melalui perjuangan berat sang ibu.
Kini, malaikat itu telah membuat senyum dan tawa kami sekeluarga selalu tersungging di bibir dan mulut kami.
Malaikat kecil itu "turun" menjelma menjadi putri dalam pelukan ayah dan ibunya pada 14 Februari 2008 pukul 23.12 dan telah kami beri nama RAYA DYGA JANITRA dengan berat 3,7 kilogram dan panjang 49 cm. Biarlah ia menjadi harapan orangtuanya agar kelak menjadi orang besar dan berderajat tinggi.

Terima kasih Tuhan

Monday, December 24, 2007

Selamat Natal 2007

Perkenankan kami menghaturkan

"Selamat Natal"

kepada Anda yang merayakan.

Semoga damai dan kasih Tuhan selalu menyertai Anda.


Galih dan Keluarga

Air Ketuban

Sabtu kemarin (22 Desember 2007) kakak berusia 31 minggu. Ayah dan ibu pun pergi menemui dr Asdi di RS Permata Cibubur. Sebelum memeriksakan kakak, ibu menyempatkan diri untuk mengikuti senam hamil, tempatnya di ruangan senam hamil di basement RS itu juga. Lumayan lama, 2 jam, ibu senam. Ayah ditinggal sendiri, untung ada Om Ganesh yang menemani. Om Ganesh ini juga mengantarkan istrinya ikut senam.

Selesai senam, ayah dan ibu ke lantai 1 untuk mendaftarkan ibu. Namun, kami kaget karena hari itu RS PErmata Cibubur tidak seperti biasanya. Kali ini RS ramai orang.
"Seperti puskesmas," kata Ibu.
Mungkin ini karena pengaruh cuaca yang tak bersahabat beberapa hari belakangan ini. Jadi banyak anak yang sakit. Kasihan. Lama kami menunggu untuk dipanggil. Ayah bahkan sempat kembali ke mobil untuk tidur.

Sekitar pukul 12 Ibu dan Ayah masuk ke ruang praktik dr Asdi. Ibu pun diperiksa dengan alat ultrasonografi (USG). Alat ini digunakan dokter untuk mengetahui kondisi dan keadaan bayi di dalam kandungan ibu. Berdasarkan pengamatan dr Asdi dengan alat USG, dr Asdi kaget karena menemukan air ketuban Ibu sangat banyak. Bahkan bisa dibilang berlebih.

Dr Asdi menjelaskan bahwa air ketuban itu untuk produksi dan konsumsi. Air ketuban untuk prosuksi misalnya untuk tali pusar dan kencing. Adapun untuk konsumsi biasanya untuk minum bayi. Nah kalau jumlah air ketuban banyak, bisa jadi ada yang salah. Kesalahan itu bisa karena si bayi ada masalah dalam proses minum sehingga hanya sedikit atau bisa juga karena kencingnya yang tidak banyak.

Meskipun dr Asdi mengatakan kondisi Ibu tidak apa-apa, dia juga menyatakan bahwa diperlu kan pengamatan lebih lanjut dengan alat yang lebih canggih, yaitu USG 3D/4D.
USG 3D/4D ini mampu "melihat" kondisi bayi dengan lebih cermat. Beda USG 3D dan 4 D hanya di hasil keluarannya saja. USG 3D itu keluarannya berbentuk foto, sedangkan USG 4D berbentuk video.

Kami setuju. "Lebih baik mencegah daripada mengobati". Kan begitu kata pepatah. Jadi hari Senin (24/12) ayah dan ibu akan menemui dokter yang lain untuk melakukan USG 3D (sayang, USG 4D RS Permata Cibubur sedang dalam perbaikan).

Doakan kami agar tidak terjadi apa-apa yang membahayakan dan kakak sehat dan senantiasa selamat. Amin

Saturday, December 22, 2007

29 Minggu

Anakku,

Dua minggu lalu saat ayah dan ibumu memeriksakanmu ke RS Permata Cibubur, dr Asdi bilang bahwa usia kandungan ibumu telah 29 minggu—satu minggu lebih dari perkiraan ibumu. Dan tahukah beratmu saat itu? 1.500 gram. Kamu bingung ya kenapa kami kaget. Kami gembira, sayang. Saat usia kandungan ibu 6 bulan beratmu masih 745 gram. Sungguh perkembangan yang membahagiakan mengingat berat ibumu hanya bertambah 0,5 kg dari waktu itu.

Oh ya ada satu lagi kabar gembira yang kami terima. Dr Asdi insya Allah telah bisa mengetahui jenis kelaminmu. Perempuan. Kami senang sekali—meski apa pun jenis kelaminmu: laki atau perempuan, kami tetap senang sekali. Ini karena saat melihatmu mulai usia kandungan ibu 5 bulan, dr Asdi belum bisa mengetahuinya. Kami langsung memanjatkan syukur pada Allah SWT. Alhamdulillah.

Malam ini, saat menuliskan ini, ayah nggak sabar lagi untuk mengetahui perkembanganmu. Demikian pula ibumu yang sedang menantikan ayah di rumah. Hari Sabtu ini kita—ayah, ibu, dan kamu—bersama-sama menemui dr Asdi lagi. Oh ya. Ibu dan ayah juga akan ikut senam hamil. Senam hamil ini perlu dan berguna untuk membantu ibu dalam proses kelahiranmu kelak.

Selamat bobo sayang.

Hari Ibu

Hari ini tepat 22 Desember
Tak lupa kuucapkan padamu
yang tengah tertidur pulas dalam dekapan selimut malam
: Selamat Hari Ibu, Mama

Tak lupa kutitipkan sejumput cium mesra penuh cinta
pada desah napas yang dulu kau tiupkan


Ma, cepet sembuh ya.

Arti Seorang Ibu

Saat sedang mengedit sebuah tulisan, mata ini tiba-tiba berhenti pada sebuah paragraf.

Namun, seperti dikemukakan spiritualis abad pertengahan yang menggunakan ibu sebagai simbol jiwa manusia, ‘Seandainya manusia selamanya (seperti) seorang perawan, ia tak mungkin berbuah.’ Untuk menjadi subur, ia harus menjadi ibunda. Predikat ibunda merupakan kiasan paling luhur yang diberikan kepada jiwa. Artinya, hati ibu penuh kehangatan. Jadi dapat menjadi simbol kerinduan jiwa dan simbol kelemahlembutan hati Allah” (“Keistimewaan Perempuan sebagai Ibu”, Elias Situmorang, KOMPAS, 22 Desember 2007).

Tulisan itu kok seperti cermin apa yang telah gua alami. Jauh sebelum pesta pernikahan kami digelar, saya dan calon istri memang tak ingin cepat-cepat mempunyai momongan—tidak menunda tetapi juga tidak mau terburu-buru. Kalau dengan bahasa religiusnya, “Kami menyerahkan sepenuhnya kepada Allah.”

Entahlah, kok apa yang kami omongkan dulu itu terjadi dalam bulan-bulan awal pernikahan. Satu –dua bulan berjalan dan kami menganggapnya biasa dan “mungkin memang masih belum diberi”. Namun, begitu menginjak bulan-bulan berikutnya kami mulai sedikit cemas, bahkan kami sampai melaksanakan apa yang kami sebut “bulan madu kedua” dengan menginap berdua saja di hotel. Tetap saja hal itu belum membuahkan hasil.

Ada yang bilang kalau Tuhan belum akan memberikan momongan kepada satu pasangan jika Tuhan masih melihat dia belum bisa memercayai pasangan itu. Karena, biar bagaimanapun anak itu kan amanat atau kepercayaan yang harus dijaga. Mungkin benar juga perkataan orang itu. Sedikit buka kartu, entah kenapa tapi hingga bulan keenam (kalau tidak salah ingat), istriku seolah tak peduli dan tak menunjukkan rasa penasaran dan senang jika melihat anak-anak—anak siapa pun itu. Mungkin hal itu ditimbulkan oleh rasa sebalnya melihat tingkah polah ketiga keponakannya.

Untunglah, sifat istriku itu sedikit demi sedikit berubah. Ia sangat senang melihat anak-anak kecil, apalagi anak perempuan. “Duhhh, lucunya ya Mas,” ujarnya selalu bila melihat anak kecil. Tak hanya itu, mukanya pun bersemu merah tanda kegemasan merasukinya.

Alhamdulillah enggak lama setelah itu, tepatnya 30 Juni 2007 anak yang kami tunggu telah menampakkan jejaknya.

Tahukah, saat istriku mengungkapkan kegemasannya melihat anak-anak dan bersemu merah mukanya, saat itulah hatinya telah diselimuti kehangatan dan kerinduan akan peran sebagai seorang ibu. Ah nikmatnya.

Wednesday, December 12, 2007

NGARET

Kemarin, temen saya "ngambek". Pasalnya dia, saya, dan seorang teman lain pada hari sebelumnya janjian untuk bermain tenis jam 1 siang. Namun, ternyata baik saya maupun teman yang lain itu telat.
Saya memang telat karena ada janji dengan teman di RSCM dan hal ini sudah saya informasikan kepada kedua teman saya itu. Sudah begitu, saya mengalami musibah kecil: ban motor saya kempes. Usut punya usut oleh tukang tambal ban, ban saya tak sekadar kempes, tetapi juga robek. Sebuah paku lebih kurang 3 cm dengan kurang ajarnya menancap di ban dan merobek ban dalamnya. Saya pun harus mengganti ban dalam. Soal ini pun sudah saya informasikan kepada teman itu.
Kembali ke laptop eh cerita . Setiba di kantor, saya langsung ke atas untuk ambil pakaian untuk main tenis. Saya baru turun setelah menyempatkan diri menelepon ke nomor ekstension dia, tetapi tak ada yang mengangkat.
Di lapangan tenis saya melihat teman yang janjian bermain tenis kemarin bersama teman-teman yang lain, tapi dia tak ada. Buka-buka SMS, ternyata dia malah ngajak fitnes. Penasaran, saya pun meneleponnya.
"Lu di mana, Gal?"
"Di belakang."
"Di atas?"
"Bukan, di lapangan. Lah lu di mana? Tenis nggak lu?
"Di depan, abis makan. Enggak ah, kenyang."
"Oke"
Tak ada perasaan apa-apa dari percakapan via telepon itu. Saya pun bermain tenis.
Selesai bermain tenis dan siap bekerja, kami berdua (saya dan teman yang janjian bermain tenis) merasa ada yang berbeda dengan dirinya.
Sepanjang malam, saat kami bekerja, dia hanya diam membisu. Tak sedikit pun menegur. Bahkan ketika pulang, dia langsung bablas. Tumben
Ngambek... entahlah. Bisa jadi dia juga punya masalah lain yang menyebabkan malam itu dia diselimuti kebisuan.

***

Ngomong-ngomong masalah telat dan kalau mau buka-bukaan di sini sebenarnya temen saya yang mutung itu telah beberarap kali mencederai janji, ya dengan saya, ya dengan teman saya yang satunya itu.
Pernah di suatu Jumat dia, saya, dan teman saya yang lain (yang juga janji main tenis) mau ke pameran Indocommtech di JCC. Hari Kamisnya, saya bertanya jam berapa ketemuan di kantor. Dia bilang jam 11. Saya menegaskan kembali jawabannya dengan mengatakan, "Berarti kita shalat Jumat di kantor kan?" Dan dia mengiyakan.
Pada Jumat-nya saya datang ke kantor jam 11 dan dia belum nongol. Temen saya yang satunya baru sampe jam 12-an dan dia juga belum sampe. Karena nggak sabar dan sorenya harus bekerja, jam 13.30 kami memutuskan berangkat. Dan saat mau keluar parkir, dia baru datang. JAM MENUNJUKKAN PUKUL 14 KURANG.

(Sedikit) Susahnya Mencari Nama Anak

Kini saya dan istri sedang senang-senangnya menanti kelahiran anak pertama kami. Memang sih masih lama… kira-kira tiga bulan lagi. Tapi, tentu saja tak bisa menahan kegembiraan kami.

Dhee, istri saya, tak sabar ingin segera membeli perlengkapan bayi. Sementara saya, akhir-akhir ini dipusingkan oleh pencarian nama. Dhee sih hanya mensyaratkan satu kata yang harus dimasukkan ke dalam nama anak kami nanti, entah itu cewek atau cowok. Nah, tugas saya adalah melengkapinya. Lumayan menantang.

Saya sudah menemukan satu nama untuk nama cowok. Tapi, saya masih kesulitan mencari nama cewek. Padahal saat mengubek-ubek internet, banyak yang bilang lebih mudah mencari nama anak cewek dan susah mencari nama anak cowok. Kok kebalikan dari apa yang saya alami ya.

Entahlah, apa saya yang milih-milih ya untuk nama anak cewek. Terus terang saya menghindari nama-nama pasaran yang mudah ditemui. Saya mau mencari nama yang unik. Heheheh nggak tahu juga sih keinginan saya ini berakhir seperti apa. Mudah-mudahan saya bisa menemukan nama yang unik itu tadi dan tidak berujung pada nama-nama pasaran. Berarti saya harus menelan tulisan saya ini dong… Bukan apa-apa, pasti kenyang banget makan komputer yang gede karena tulisannya kan ada di blog.