Ini adalah blog-nya Galih. Tempat curhat dan nuangin segala kreativitas yang terbentuk. Mau curhat di sini juga boleh.

Tuesday, June 26, 2007

PENILAIAN

Kini hanya tinggal hitungan jari di satu tangan saja sampai peraturan baru tentang penilaian karyawan diberlakukan di kantor. Entahlah, saya tidak terlalu berlebihan menyambutnya—alih-alih menggunakan kata pesimistis. Kenapa ya kok saya merasa takut pelaksanaan peraturan baru ini berujung sama dengan peraturan lama—ujung-ujungnya karyawan yang “dikalahkan”.

Peraturan baru ini memang untuk menggantikan peraturan lama yang sudah berasa berat sebelah. Penilaian yang baru ini lebih ditekankan pada kemampuan dan kelayakan individu dalam bekerja. Namun, sekali lagi, entahlah saya masih belum bisa percaya 100 persen.

Beberapa hari lalu saya dan teman-teman diajak berbicara tentang peraturan baru itu oleh penyelia kami. Setelah dijelaskan raut ketakutan mulai tampak di wajah kami. Bukannya kenapa-kenapa, tapi kok peraturan yang ini terkesan sadis. Bisa dibilang peraturan baru itu hanya memberi celah sedikit bagi adanya kesalahan. Fiuhhh.

Memang sih, bisa dikatakan kalau kemarin-kemarin kami terlalu santai bekerja: masuk bias jam 6 sore, pulang setelah kerja selesai padahal belum waktunya, salah boleh, tapi jangan banyak-banyak. Ini akibat implementasi peraturan lama yang tak sesuai dengan penilaian yang diberikan. Ketidakpercayaan terhadap hasil penilaian (yang nantinya berdampak pada bonus) membawa dampak pada sikap santai. Ini saya akui.

Ada beberapa catatan dari peraturan penilaian baru itu.
Kok penilaian hanya berdasarkan pada kesalahan. Kenapa tak ada penilaian kalau si karyawan melakukan perbaikan? Oke, user boleh bilang, “Lho itu memang bukannya pekerjaan Anda, memperbaiki kesalahan?”
Siap! Tapi kalau ada kasus begini: Kalau ada karyawan yang telah berusaha keras melakukan perbaikan, tetapi karena ada yang salah, penilaiannya jadi minus. Enggak adil dong.
Memang sih ada jaminan dari penyelia saya kalau dia juga akan memperhitungkan kerja keras yang telah kami lakukan, tapi akan lebih baik kalau ada hitam di atas putih tentunya.

Limit kesalahan. Dalam lembar penilaian yang baru terdapat limit toleransi kesalahan, yang menurut saya dan teman-teman, sadis. Bolehlah itu diterapkan, tapi kan setelah kami “santai” selama ini, kenapa limit kesalahan itu tidak diterapkan bertahap lebih dulu. Biasakan dulu kami dengan meminimalkan kesalahan dulu, baru terapkan “limit sadis” itu.

Peraturan waktu kerja karyawan yang harus 7 jam per hari, masuk jam 5 sore, pulang jam 12 malam, dan kalau pekerjaan selesai sebelum jam 12, harus menunggu.
Mmm, ini tak terlalu menjadi masalah. Saya menyadari waktu kerja ini menjadi kewajiban saya. Namun, ini ternyata berakibat pada temen-teman saya yang perempuan: mereka menuntut adanya mobil yang mengantar mereka pulang,
Saya ragu untuk memperpanjangnya karena takut pada dampak yang akan terjadi, misalnya uang transport dihilangkan sebagai konsekuensi dari pengadaan kendaraan itu. Atau yang paling saya takutkan: user memutuskan untuk tidak menggunakan pekerja wanita lagi. Hiks

Satu lagi yang saya minta jaminan. Kalau dari awal saya dinilai “bagus”, mbok yao sampai akhir dan hasil yang saya terima nantinya mencerminkan nilai “bagus” itu.
Penyelia saya sih memberi jaminan kalau penilaian tak akan berubah di dirinya, tapi dia juga tak bisa menjamin penilaian itu akan tetap hingga akhir.

Ah, ini cuma lontaran dari saya. Terserah mau ditanggapi atau tidak, tapi saya memang tak meneruskannya ke yang lebih atas.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home