Ngambek dan Meja

Hari ini gua mengalami peristiwa yang menurut gua nggak asyik dan nggak ada mutunya. Ini berkaitan dengan pekerjaan. Tengah asyik-asyiknya mencerna kata demi kata, kalimat demi kalimat yang terangkai, dengan iringan lagu dari mp3 komputer, tiba-tiba ada seorang temen yang ngambek karena gua dah duduk di tempatnya. Heh, maksud lo?!
Bidang tempat gua bekerja “mengharuskan” orang-orang di dalamnya untuk terus berputar, berpindah meja dan komputer agar lebih dekat dengan sumber. Memang sih tiap meja itu diplot berdasarkan lahan pekerjaan, bukan nama. Sekali lagi, BUKAN NAMA!
Jadi, ketika dia datang ngambek-ngambek dan bilang kalo gua ngambil lahannya, gua mah adem ayem, terus ajeb-ajeb bersama paragraf yang berlarian.

Lucunya, sebenarnya ini seperti kisah yang berulang. Dulu kejadian ini menimpa dia dan seorang teman lain—yang saat itu tengah jadi partner gua. Dia ada di posisi gua—yang diambeki—dan partner gua yang mengambek. Tapi, dia bilang kalo dulu beda ama sekarang. Dulu antara dia dan partner gua berbeda lahan pekerjaan, sementara sekarang dia ama gua ada dalam lahan yang sama. FYI, bos dah mengalokasikan 4 komputer untuk lahan ini. Gua datang lebih dulu dan boleh dong mau duduk di mana, sama seperti dia dulu. Gua salah?? Mmmm, menurut gua sih nggak. Kalo menurut lu? Terserah penilaian lu deh. Dan gua akan tetap duduk di tempat gua sekarang. TITIK!